Pages

Feb 4, 2012

Budidaya Ikan Gabus (Channa striata)

Ikan gabus merupakan salah satu jenis ikan air tawar. Ikan ini tergolong ikan air tawar non-ekonomis penting. Ikan gabus atau masyarakat lokal menyebutnya dengan ikan kutuk biasa ditemui di sungai, rawa, danau dan saluran-saluran air hingga ke sawah-sawah. Ikan gabus dalam bahasa Inggris juga disebut dengan berbagai nama seperti common snakehead, snakehead murrel, chevron snakehead, striped snakehead dan juga aruan.
Gabus mengandung protein dan albumin yang tinggi, yaitu 70% protein dan 21% albumun. Gabus mengandung asam amino yang lengkap serta mikronutrien zink, selenium, dan iron.

Klasifikasi ilmiah
Klasifikasi ikan gabus menurut Kottelat (1993) adalah sebagai berikut :
Kerajaan : Animalial
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Perciformes
Familia : Channidae
Genus : Channa
Spesies : Channa striata

Morfologi
Ikan gabus merupakan ikan air tawar yang cukup besar, dapat tumbuh hingga mencapai panjang 1 m. Berkepala besar agak gepeng mirip kepala ular (sehingga dinamai snakehead), dengan sisik-sisik besar di atas kepala. Tubuh bulat gilig memanjang, seperti peluru kendali. Sirip punggung memanjang dan sirip ekor membulat di ujungnya.
Sisi atas tubuh (dari kepala hingga ke ekor) berwarna gelap, hitam kecoklatan atau kehijauan. Sisi bawah tubuh putih, mulai dagu ke belakang. Sisi samping bercoret-coret tebal (striata, bercoret-coret) yang agak kabur. Warna ini seringkali menyerupai lingkungan sekitarnya. Mulut besar, dengan gigi-gigi besar dan tajam.
Ada dua varietas ikan gabus yaitu yang cepat tumbuh dan lambat tumbuh. Gabus yang cepat tumbuh umumnya hidup di sekitar danau, mempunyai warna sisik punggung abu-abu muda, bagian dada berwarna keperak-perakan. Pada umur yang sama, panjang total dan lebar badannya lebih besar dari varietas yang lambat tumbuh.
Ikan gabus merupakan ikan yang memiliki habitat di rawa – rawa. Ikan ini termasuk ikan yang kuat dalam pertahanan hidupnya karena mampu hidup di lingkungan yang berlumpur dan miskin oksigen karena memiliki alat pernafasan tambahan. Alat pernafasan tambahan pada gabus disebut diverticula, yang merupakan tulang rawan yang terletak pada daerah pharink. Gabus juga mempunyai kemampuan dapat berjalan dengan menggunakan sirip dadanya diatas tanah dan dapat hidup di dalam lumpur. Meski dapat hidup di rawa, ikan gabus juga menyenangi perairan yang tenang dari danau, waduk dan sungai. Ikan gabus merupakan ikan yang termasuk dalam ikan predator, atau ikan pemangsa dan memiliki sifat karnivora, makanannya yang utama adalah udang air tawar, ikan kecil, kepiting, katak, dan cacing, serta berbagai serangga yang hidup di perairannya. Ikan gabus bersifat musiman, memijah pada musim hujan dari Bulan Oktober hingga Desember.
  • Beda jantan dan betina
Jantan dan betina ikan gabus bisa dibedakan dengan mudah. Caranya dengan melihat tanda-tanda pada tubuh. Jantan ditandai dengan kepala lonjong, warna tubuh lebih gelap, lubang kelamin memerah dan apabila diurut keluar cairan putih bening. Betina ditandai dengan kepala membulat, warna tubuh lebih terang, perut membesar dan lembek, bila diurut keluar telur. Induk jantan dan harus sudah mencapai 1 kg.

Budidaya
Ikan gabus memiliki daya tahan yang tinggi untuk tetap hidup di berbagai lokasi. Bahkan, di kolam air limbah sekalipun, ikan gabus dapat hidup dengan baik dan produktif karena kaya dengan makanan (plankton). Daya tahannya yang tinggi untuk tetap hidup dalam situasi inilah yang menjadi salah satu nilai lebih dan daya tarik dari ikan gabus. Namun, jika memelihara ikan gabus sesuai dengan sifat hidupnya, maka hasil budidaya yang diperoleh tentu akan lebih baik.
Syarat lokasi budidaya gabus yang pas adalah :
  • daratan rendah yang pH airnya netral atau agak alkalis (pH rendah), yaitu antara 7-7,59
  • daerah yang letaknya kurang 800 meter dari permukaan laut.
  • tempat yang suhu optimum airnya antara 28-31oC.
Penyeleksian benih perlu dilakukan sebelum memelihara ikan gabus, baik berdasarkan ukuran maupun kesehatan ikan. Ikan perlu diseleksi dari ukurannya agar kelak pemanenannya bisa dilakukan secara kompak dan serentak. Dengan demikian akan mudah memasarkannya.
Selain itu, penebaran ikan yang berukuran seragam bisa memperkecil resiko persaingan yang tidak sehat antar ikan. Ikan yang kecil tentu saja akan kalah bersaing dengan ikan yang besar. Akibatnya, pertumbuhan ikan yang kecil akan terhambat.
Benih ikan gabus yang akan ditebar haruslah benih yang sehat. Benih yang terserang penyakit harus dipisahkan dari benih lainnya yang sehat. Hal ini bertujuan untuk menghindarkan penularan penyakit yang diderita oleh salah satu ikan.
  • Pemijahan
Untuk memijahkan ikan ghabus, kita bisa menggunakan kolam biasa. Pemasukan ait tidak diperlukan sebab ikan gabus justru menghendaki air tenang. Pemasukan air hanya dimaksudkan untuk mengganti air yang bocor dan menguap. Di dalam kolam perlu diberi tumbuh-tunbuhan air yang mengapung. Tumbuh-tumbuhan diperlukan ikan gabus untuk menyimpan telur-telurnya.
Setelah kolam siap, maka dasar kolam dikeringkan terlebih dahulu, dipupuk secukupnya dan dialiri air hingga mencapai kedalaman 50-75 cm. Di kolam (bisa juga sawah), sebaiknya ditanami tumbuh-tumbuhan air yang terapung sebagian, seperti perciliata dan eceng gondok. Air kolam sedapat mungkin jernih. Kedalaman kolam pemijahan antara 70-100 cm. Saat terjadi pemijahan, kolam hendaknya berair tenang.
Pemijahan juga dapat dilakukan dalam bak beton atau fibreglass. Caranya, siapkan sebuah bak beton ukuran panjang 5 m, lebar 3 m dan tinggi 1 m; keringkan selama 3 – 4 hari; masukan air setinggi 50 cm dan biarkan mengalir selama pemijahan; sebagai perangsang pemijahan, masukan eceng gondok hingga menutupi sebagian permukaan bak; masukan masukan 30 ekor induk betina; masukan pula 30 ekor induk jantan; biarkan memijah; ambil telur dengan sekupnet halus; telur siap untuk ditetaskan.
Untuk mengetahui terjadinya pemijahan dilakukan pengontrolan setiap hari. Telur bersifat mengapung di permukaan air. Satu ekor induk betina bisa menghasilkan telur sebanyak 10.000 – 11.000 butir.
  • Penetasan telur
Penetasan telur dilakukan di akuarium. Caranya : siapkan sebuah akuarium ukuran panjang 60 cm, lebar 40 cm dan tinggi 40 cm; keringkan selama 2 hari; isi air bersih setinggi 40 cm; pasang dua buah titik aerasi dan hidupkan selama penetasan; pasang pula pemanas air hingga bersuhu 28 O C; masukan telur dengan kepadatan 4 – 6 butir/cm2; biarkan menetas. Telur akan menetas dalam waktu 24 jam. Sampai dua hari, larva tidak perlu diberi pakan, karena masih menyimpan makanan cadangan.
  • Pemeliharaan larva
Pemeliharaan larva dilakukan setelah 2 hari menetas hingga berumur 15 hari, dalam akuarium yang sama dengan kepadatan 5 ekor/liter. Kelebihan larva bisa dipelihara dalam akuarium lain. Pada umur 2 hari, larva diberi pakan berupa naupli artemia dengan frekuensi 3 kali sehari. Dari umur 5 hari, larva diberi pakan tambahan berupa daphnia 3 kali sehari, secukupnya. Untuk menjaga kualitas air, dilakukan penyiponan, dengan membuang kotoran dan sisa pakan dan mengganti dengan air baru sebanyak 50 persen. Penyiponan dilakukan 3 hari sekali, tergantung kualitas air.
  • Pendederan
Pendederan I ikan gabus dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan kolam ukuran 200 m2; keringkan selama 4 – 5 hari; perbaiki seluruh bagiannya; buatkan kemalir dengan lebar 40 cm dan tinggi 10 cm; ratakan tanah dasarnya; tebarkan 5 - 7 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40 cm dan rendam selama 5 hari (air tidak dialirkan); tebar 4.000 ekor larva pada pagi hari; setelah 2 hari, beri 1 – 2 kg tepung pelet atau pelet yang telah direndam setiap hari; panen benih dilakukan setelah berumur 3 minggu.
Pendederan juga dapat dilakukan di kolam terpal. Pada pendederan di kolam terpal sebaiknya menggunakan benih yang telah berumur > 20 hari. Pada umur tersebut benih sudah dapat diadaptasikan dengan pakan buatan yang berupa tepung pellet.
Benih ditebar dengan kepadatan 20-30 ekor/liter. Bila benih telah mencapai ukuran 3-5 cm padat penebarannya antara 1000-1500 ekor/m2. Untuk mencapai ukuran 8-12 cm, benih ukuran 3-5 cm dipelihara sekitar 1 bulan. Kedalaman air kolam antara 30-40 cm. Selama pemeliharaan benih diberi pakan berupa kutu air dan cacing sutra sebanyak 3-5 kali sehari.
Pakan untuk ikan gabus berupa ikan-ikan kecil maupun ikan rucah. Ikan gabus juga dapat diberi pakanb uatan berupa pellet. Pakan buatan untuk benih gabus sebaikny amengandung protein minimal 40% karena benih gabus membutuhkan protein yang banyak untuk dapat tumbuh. Namun, Ikan gabus yang diberi pakan pellet secara visual masih mempunyai kekurangan, yaitu mempunyai kandungan lemak tinggi, terutama di bagian perut, sehingga tekstur dagingnya tidak seperti ikan gabus yang diberi pakan ikan rucah.
  • Pembesaran
Kegiatan pembesaran (fattening) dilakukan untuk menghasilkan gabus ukuran konsumsi atau ukuran pasar. Untuk menghasilkan gabus ukuran >500 g/ekor, pemelihara membesarkan benih ukuran 8-12 cm atau berat 10-20 g/ekor. Benih yang digunakan harus sehat, berukuran seragam, dan responsive terhadap pemberian pakan. Benih ditebar dengan kepadatan 50-100 ekor/m2. Kedalaman air untuk pembesaran 80-100 cm.
Selama pemeliharaan ikan gabus diberi pakan berupa ikan rucah. Ikan gabus juga dapat diberi pakan berupa pellet yang mengandung protein minimal 30%. Karena ikan gabus adalah ikan yang rakus dan kanibal, pemberian pakan harus dilakukan tepat waktu. Bila pakan yang digunakan berupa pellet, dapat pula diberikan pakan tambahan berupa ikan rucah, cacing, dan daging bekicot secukupnya

DAFTAR PUSTAKA


Kordi, M Gufron. 2010. Panduan Lengkap Memlihara Ikan Air Tawar di Kolam Terpal. Lily Publisher, Yogyakarta.

Suhaeni, Neni. 2007. Petunjuk Praktis Memelihara Gabus. Nuansa Komp, Jakarta.


(note: postingan ini pernah diterbitkan di blog saya yang lain tertanggal 03/11/10)

3 comments:

  1. Jika mau mencari indukan ikan ganus dimana yah gan kira2 yg deket jabar. Trims.....

    ReplyDelete
  2. Jika mau mencari indukan ikan ganus dimana yah gan kira2 yg deket jabar. Trims.....

    ReplyDelete